Ini terjadi
saat aku SMA… Aku bertemu dengan seorang cowok… Awalnya aku sangat keki
kepadanya… “uh.. dasar masa depan suram, kuliah di tempat begitu…” kami tidak
begitu akrab. Walau dia terus menggodaku, tersenyumpun aku ogah :P
Itu terjadi
saat ada sebuah acara Pendidikan Dasar untuk Pecinta Alam sekolah kami. Dia
sudah lulus dan menjadi salah satu mahasiswa di Perguruan Tinggi swasta,
namanya Telle… Waktu itu dia berumur 19 tahun. Saat pertama melihatnya sih agak
tertarik.. karena wajahnya bersih dibandingkan yang lain :P tapi saat dia buka
mulutnya… “Ini siapa yang bertanggung jawab buat masalah IMPK” wah dalam
pikiranku langsung “ilfeel”. Aku maju
karena aku jadi Leader waktu IMPK. Aduh mati aku! Tapi waktu itu entah kenapa
dia justru melemparkan masalah itu ke anggotaku… “Lihat ini Danlas kalian sudah
capek.. apa ga da yang bisa gantiin?? “ pikir ku… “dasar cari muka -_-“ setelah
acara itu berakhir, aku malas bicara padanya.
Justru
setelah kami berpisah sekitar 4 tahun kami bertemu kembali di acara serupa.
Entah kenapa kali ini obrolan kami nyambung. 4 hari di gunung membuat kami
akrab. Saat di Mrutu, salah satu bukit tempat pelatihan, dia menunjukkan
perhatian yang agak lain. Entah apa yang ada di pikirannya pagi itu dia bilang “heh
Laras, kamu belum makan dari semalam..” Tau banget?? Emang siapa dia merhatiin
aku sampe segitunya? Trus dia ga marah juga, tendanya semalam aku pake tidur.
Dan alhasil dia di luar bersama api unggun semalaman.
Waktu acara
selesai, di rumah penduduk bernama mbah Mo yang biasa dipake anak2 buat mondok,
kami berbicara semalam suntuk. Entah apa yang kami bicarakan saat itu.. Dari
gaji wanita kalo lebih tinggi daripada si pria, cerita masa kecil, kesukaan
masing2… sampe ga terasa udah pagi. Dan pagi itu aku tidur sampai siang “what a
wonderful night..”.
Sampe
paginya, entah kesambet setan apa, aku ga tau malu triak2 minta nomer hapenya.
Trus dia bilang dia pamit mau ke Batam. Berangkat sekitar seminggu kemudian. “Oh
God, so little time You gave to me”. Aq masih pengen mengenal dia… Tapi saat
aku nyambung dan cocok dia justru pergi. Emang sudah nasib kali.
Aku tuh
orangnya anti cinlok. Tapi entah kenapa, ini kan cinlok :p tapi whatever dan kami terus kontak lewat
handphone dan chat. Sampai suatu hari waktu aku di Bali dia menyatakan
perasaannya dan aku tidak bisa memungkiri kalo ini adalah perasaan suka. Hmm
beruntung aku masih punya cinta. Aku sangat dingin kalo sama perasaan yang
begini. Aku biasa memendam, dan malas mengikuti rasa itu. Tapi entah mengapa
untuk yang ini berbeda, aku sayang ama dia … Kamipun sepakat jadian dan
sekarang udah 5 tahun kami bersama. Semoga kami berjodoh…. :)